tag:blogger.com,1999:blog-3683921090420572402023-11-15T10:51:46.418-08:00Mari Mencintai Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu seluruh lapisan masyarakat yang mendiami negeri tercinta ini. Dengan berhasa yang baik dan benar orang akan mengenal jati diri kita sebagai bangsa yang bermartabat. Sebab dengan berbahasa sesuai dengan kaidah umum yang telah ditetapkan, maka berarti kita telah mengaplikasikan penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan EYD. Mari jadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kita.Suleiman Lussy Ar-Riyadhhttp://www.blogger.com/profile/10506954514677861715noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-368392109042057240.post-57649551006348523892009-04-29T18:42:00.000-07:002009-04-29T18:44:56.312-07:00Sejarah Bahasa Indonesia<div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;">Sejarah Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. </span></div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;">Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar.Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah telanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.</span></div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;">Bahasa IndonesiaBahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.2.</span></div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;"> Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, atau Banjarmasin, atau Samarinda, atau Maluku, atau Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.</span></div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;">Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Melayu/ IndonesiaPerinciannya sebagai berikut:1. Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan ia dimuat dalam Kitab Logat Melayu.2. Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.3. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.4. </span></div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#330099;">Pada tahun 1933 secara resmi berdirilah sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan.5. Pada tarikh 25-28 Juni 1938 dilangsungkanlah Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.6. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.7. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.8. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tarikh 28 Oktober s.d. 2 November 1954 juga salah satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.</span></div>Suleiman Lussy Ar-Riyadhhttp://www.blogger.com/profile/10506954514677861715noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-368392109042057240.post-27355661895259739002009-04-29T18:35:00.000-07:002009-04-29T18:39:09.019-07:00Sejarah Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia Baku<div align="justify"><br /><br /><span style="font-family:georgia;font-size:85%;">Sejarah Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia Baku<br /></span><a href="http://ippmassi.4umer.com/umum-f2/sejarah-bahasa-melayu-ambon-dan-bahasa-indonesia-baku-t40-prev.htm"></a><a href="http://ippmassi.4umer.com/umum-f2/sejarah-bahasa-melayu-ambon-dan-bahasa-indonesia-baku-t40-next.htm"></a><a href="http://ippmassi.4umer.com/umum-f2/sejarah-bahasa-melayu-ambon-dan-bahasa-indonesia-baku-t40.htm#bottom"></a><br /><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#990000;">PengirimMessage</span><a name="51"></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#990000;">Ghye SaimimaRanking 2 (4 Bintang)Sejak : 12 Jun 2007Post : 201Lokasi (KOTA-PROV) : </span></div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#990000;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#990000;">Kebun Cengkih Ambon<br />Subyek: Sejarah Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia Baku Wed Jul 04, 2007 3:58 pm<br />Sejarah Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia BakuBahasa Melayu berasal dari Indonesia bagian barat (dulu disebut Nusantara bagian barat) dan telah berabad-abad menjadi bahasa antar suku di seluruh kepulauan nusantara. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (Tahun 1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan.Bahasa Melayu Ambon berbeda dari bahasa Melayu Ternate karena pada zaman dahulu suku-suku di Ambon dan yang tentunya mempengaruhi perkembangan bahasa Melayu Ambon sangat berbeda dari suku-suku yang ada di Ternate. Misalnya bahasa Melayu Ambon mendapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar. Kemudian pada abad ke-16, Portugis menjajah Maluku sehingga cukup banyak kosa-kata (vocabulary) bahasa Portugis masuk ke dalam bahasa Melayu Ambon. Terakhir bangsa Belanda masuk ke Maluku, sehingga ada cukup banyak, kata serapan dari bahasa Belanda yang diterima menjadi kosakata dalam bahasa Melayu Ambon. Pada zaman Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, di gereja-gereja, dan juga dalam terjemahan beberapa kitab dari Alkitab. Bahasa Indonesia yang baku[1] biasanya digunakan di seluruh Republik Indonesia dalam situasi resmi, atau dengan kata lain dalam konteks formal, seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.Bahasa Indonesia baku sangat penting untuk hal-hal seperti itu. Tetapi kita harus ingat bahwa sebelum ada bahasa Indonesia baku itu di Maluku, bahasa Melayu Ambon sudah ada.[1] Masing-masing bentuk bahasa Melayu itu mempunyai peran penting dalam masyarakat Maluku sebagai dasar untuk bahasa nasional. Setelah bahasa Indonesia baku mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Maluku, maka ia mulai mempengaruhi bahasa Melayu Ambon sehingga sejumlah kata diserap dari bahasa Indonesia baku ke dalam bahasa Melayu setempat,tentu saja disesuaikan dengan ucapan (logat) setempat. Semua bahasa di dunia ini berkembang terus, kecuali bahasa yang sudah punah seperti bahasa Latin. Bahasa Melayu Ambon tetap berkembang terus, oleh karena kreativitas penuturnya maupun pengaruh dari tempat lain.Perbedaan antara Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia BakuSilahkan merujuk pada1. R.Bolton, M. Riupassa dan J. Tjia. Pedoman Membaca dan Menulis Bahasa Ambon (Edisi Percobaan) (booklet). Mei 2005. 24 Halaman 2. Don van Minde. Melayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax. Penerbit: Research School CNWS, Leiden University. The Netherland: 1997. 390 Halaman. ISBN 90-73782-94-5</span></div>Suleiman Lussy Ar-Riyadhhttp://www.blogger.com/profile/10506954514677861715noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-368392109042057240.post-24789052976229782372009-04-29T18:30:00.000-07:002009-04-29T18:35:00.681-07:00Sekilas Tentang Bahasa Indonesia<div align="justify">Sejarah Bahasa Indonesia<br /><br /><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Bahasa Indonesia adalah </span><a title="Bahasa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> resmi </span><a title="Republik Indonesia" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Indonesia"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Republik Indonesia</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, namun hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu. Untuk sebagian besar lainnya bahasa Indonesia adalah bahasa kedua. Bahasa Indonesia ialah sebuah dialek </span><a title="Bahasa Melayu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa Melayu</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia.<br />Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun </span><a title="1945" href="http://id.wikipedia.org/wiki/1945"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">1945</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari </span><a title="Bahasa Melayu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa Melayu</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. </span><a title="Fonologi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fonologi"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Fonologi</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> dan </span><a title="Tata bahasa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_bahasa"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">tata bahasa</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan di sekolah di Indonesia.<br />Bahasa Indonesia adalah </span><a title="Bahasa Melayu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa Melayu</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, sebuah bahasa </span><a title="Austronesia" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austronesia"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Austronesia</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> yang digunakan sebagai lingua franca di </span><a title="Nusantara" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Nusantara</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> kemungkinan sejak abad-abad awal </span><a title="Kalender Masehi" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Masehi"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">penanggalan modern</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah </span><a title="Melayu Pasar" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Melayu_Pasar&action=edit"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Melayu Pasar</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.<br />Bentuk yang lebih formal, disebut </span><a title="Melayu Tinggi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Melayu_Tinggi&action=edit"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Melayu Tinggi</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar </span><a title="Sumatera" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Sumatera</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, </span><a title="Malaya" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaya"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Malaya</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, dan </span><a title="Jawa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Jawa</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif bahasa Melayu Pasar.<br />Pemerintah </span><a title="Kolonial" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kolonial&action=edit"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">kolonial</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi bahasa Melayu Pasar sudah terlanjur diadopsi oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.<br />Penyebutan pertama istilah “Bahasa Melayu” sudah dilakukan pada masa sekitar </span><a title="683" href="http://id.wikipedia.org/wiki/683"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">683</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">-</span><a title="686 M" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=686_M&action=edit"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">686 M</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa </span><a title="Prasasti" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">prasasti</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> ber</span><a title="Bahasa Melayu Kuna" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu_Kuna"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa Melayu Kuna</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> dari </span><a title="Palembang" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Palembang"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Palembang</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> dan </span><a title="Bangka" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bangka"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Bangka</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan </span><a title="Aksara Pallawa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Pallawa"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">aksara Pallawa</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> atas perintah raja </span><a title="Sriwijaya" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Sriwijaya</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, </span><a title="Kerajaan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">kerajaan</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> maritim yang berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. </span><a title="Wangsa Syailendra" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Syailendra"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Wangsa Syailendra</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuna di </span><a title="Jawa Tengah" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Jawa Tengah</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. </span><a title="Keping Tembaga Laguna" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keping_Tembaga_Laguna"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Keping Tembaga Laguna</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> yang ditemukan di dekat Manila juga menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.<br />Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13, ahli bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah </span><a title="Bahasa Melayu Klasik" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu_Klasik"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa Melayu Klasik</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> merupakan kelanjutan dari Melayu Kuna. Catatan ber</span><a title="Bahasa Melayu Klasik" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu_Klasik"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa Melayu Klasik</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> pertama berasal dari </span><a title="Prasasti Terengganu" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Terengganu"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Prasasti Terengganu</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> berangka tahun </span><a title="1303" href="http://id.wikipedia.org/wiki/1303"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">1303</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. Seiring dengan berkembangnya </span><a title="Agama" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">agama</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> </span><a title="Islam" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Islam</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> dimulai dari </span><a title="Aceh" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aceh"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Aceh</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> pada </span><a title="Abad ke-14" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-14"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">abad ke-14</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">, bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap di mana ekspresi “Masuk Melayu” berarti masuk agama Islam.<br />Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai </span><a title="Lingua franca" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lingua_franca"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">lingua franca</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).<br />Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari </span><a title="Sumpah Pemuda" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Sumpah Pemuda</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> pada tanggal </span><a title="28 Oktober" href="http://id.wikipedia.org/wiki/28_Oktober"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">28 Oktober</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> </span><a title="1928" href="http://id.wikipedia.org/wiki/1928"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">1928</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. </span><a title="Soekarno" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Soekarno</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> tidak memilih bahasanya sendiri, </span><a title="Bahasa Jawa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Jawa</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di </span><a title="Riau" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riau"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Riau</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">.<br />Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:<br /><br />1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.<br />2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.<br />3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir pun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.<br />4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.<br /><br />Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan. Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman </span><a title="Penjajahan Jepang" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penjajahan_Jepang"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Penjajahan Jepang</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">.<br />Mulanya Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan Belanda, hingga tahun </span><a title="1972" href="http://id.wikipedia.org/wiki/1972"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">1972</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> ketika </span><a title="Ejaan Yang Disempurnakan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">Ejaan Yang Disempurnakan</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> (EYD) dicanangkan. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.<br /><br />Perubahan:<br />Indonesia(pra-1972)<br />Malaysia(pra-1972)<br />Sejak 1972<br />tj<br />ch<br />c<br />dj<br />j<br />j<br />ch<br />kh<br />kh<br />nj<br />ny<br />ny<br />sj<br />sh<br />sy<br />j<br />y<br />y<br />oe*<br />u<br />u<br />Catatan: Tahun 1949 “oe” sudah digantikan dengan “u”.<br /><br />Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak banyak menggunakan kata ber</span><a title="Jenis kelamin" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jenis_kelamin&action=edit"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">tata bahasa dengan jenis kelamin</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">. Sebagai contoh kata ganti seperti “dia” tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti “adik” dan “pacar” sebagai contohnya. Untuk menspesifikasi sebuah jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, “adik laki-laki” sebagai contohnya.<br />Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya “putri” dan “putra”. Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain (pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari </span><a title="Bahasa Sanskerta" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskerta"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa Sanskerta</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> melalui </span><a title="Bahasa Jawa" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa Jawa</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> Kuno.<br />Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah </span><a title="Reduplikasi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reduplikasi&action=edit"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">reduplikasi</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> (</span><a title="Perulangan kata" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perulangan_kata&action=edit"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">perulangan kata</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh “seribu orang” dipakai, bukan “seribu orang-orang”. Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.<br />Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu “kami” dan “kita”. “Kami” adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan “kita” adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.<br />Susunan kata dasar adalah Subjek - Predikat - Objek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di </span><a title="Infleksi" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Infleksi&action=edit"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">bahasa berinfleksikan</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala/waktu (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, “kemarin” atau “besok”), atau indikator lain seperti “sudah” atau “belum”.<br />Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan </span><a title="Imbuhan" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imbuhan"><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;">imbuhan</span></a><span style="font-family:times new roman;font-size:85%;color:#000000;"> yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.<br /><br /> </span></div>Suleiman Lussy Ar-Riyadhhttp://www.blogger.com/profile/10506954514677861715noreply@blogger.com0